LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TERNAK “CHI – SQUARE”


Latar Belakang

Pada umumnya penelitian ilmiah lebih banyak berhubungan dengan data yang bersifat interval atau rasio. Data interval dan rasio merupakan data yang berupa angka hasil dari pengukuran baik pengukuran yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Namun demikian tidak jarang peneliti harus bekerja dan terlibat dengan data yang berwujud frekuensi. Data frekuensi atau distribusi frekuensi merupakan data hasil dari pencacahan atau pembilangan. Jika kita perhatikan pengujian atau tes hipotesis untuk harga proporsi hanya melibatkan paling banyak dua proporsi yang diukur dari dua proporsi yang berbeda. Dalam kenyataannya kita tidak hanya akan menggunakan dua proporsi, namun lebih dari itu. Oleh karena itu kita tentu akan mengalami kesulitan jika tiga atau lebih proporsi diuji menggunakan uji hipotesisi harga perbedaan dua proporsi.

Untuk mengatasi kesulitan tersebut kita mengggunakan pengujian lain yaitu uji Chi - kuadrat atau Chi - square test yang disimbolkan dengan x­­2 . Uji chi kuadrat merupakan pengujian hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi sampel yang benar-benar terjadi ( selanjutnya disebut dengan frekuensi observasi, dilambangkan dengan fₒ ) dengan frekuensi harapan yang didasarkan atas hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data ( selanjutnya disebut dengan frekuensi harapan, dilambangkan dengan fₑ ).Hal yang perlu di ingat bahwa teknik chi kwadrat, skala yang digunakan adalah skala yang bersifat nominal. Hal ini berarti jika data berskala interval, maka tidak dapat diolah dengan chi kwadrat (tetapi menggunakan teknik uji t / uji F).

Dalam skala nominal, hal yang ditelusuri adalah mempertanyakan seberapa banyak atau seberapa sering sesuatu fenomena atau gejala tertentu muncul. Hal yang dipertanyakannya adalah banyaknya atau frekuensi. Dengan demikian, skala interval dapat diubah menjadi skala nominal jika skala datanya dipertanyakan secara lain.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk Mengetahui Uji Square.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan  ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan bacaan.


TINJAUAN PUSTAKA

Sering kali dalam melakukan percobaan kita tidak memperoleh hasil yang sesuai benar dengan yang kita harapkan. Agar supaya kita mantap dalam hasil yang nampaknya “menyimpang” itu masih dapat kita anggap (artinya masih dapat kita pakai), maka perlu sekali dilakukan pengujian tes X2. (Suryo, 1990).

Tujuan dari X2 adalah untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. (Suryati, 2011).

Ukuran seberapa besar deviasi tersebut dituliskan dalam formula atau rumus berikut:

X2 =

Oi = jumlah individu yang diamati pada fenotipe ke-i

Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis pada fenotipe ke-i

∑ = total dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei)2/Ei untuk keseluruhan fenotipe.

Selanjutnya digunakan tabel X2. Dalam menggunakan tabel X2 kita lebih dahulu menetapkan besarnya derajat bebasa atau db dalam hal ini mempnyai nilai sama dengan banyaknya kelas fenotipe dikurangi 1 (satu). Umumnya, statistisi menggunakan kemungkinan (probabilitas 5 % atau 0,05) untuk menggambarkan batas antara diterima atau ditolaknya suatu hipotesis.

Pada persilangan monohibrid, prinsip segregasi secara bebas dapat dibuktikan dengan mengawinkan suatu jenis organism dengan mengamati satu tanda beda pada organism tersebut. Persilangan antara generasi F1 akan menghasilkan generasi F2 yang terdiri dari dua macam fenotip dengan rasio 3:1 atau tiga macam genotip dengan rasio 1:2:1. Pada persilangan dihibrid, gen-gen yang terletak pada kromosom yang berbeda akan berpasangan secara bebas ketika gametogenesis, sehingga akan menghasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9:3:3:1

Trihibrid adalah persilangan dua individu dengan tiga sifat beda atau lebih yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan genotip tertentu. Pada percobaannya, Mendel melakukan persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda, ialah batang tinggi, biji bulat, dan biji warna kuning dengan kacang ercis berbatang pendek, biji keriput, dan biji warna hijau. Sifat tinggi, bulat, dan kuning dominan terhadap pendek, keriput, dan hijau, maka seluruh F1 berupa kacang ercis yang berbatang tinggi, berbiji bulat, dan berwarna kuning. Keturunan F1 dapat dilihat pada bagan persilangan trihibrid, polihibrid adalah persilangan tiga atau lebih sifat beda. Untuk menentukan rasio genotipe dan fenotipe hasil persilangan tiga atau lebih sifat, dapat digunakan seperti cara pada dihibrid.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1.1   Percobaan dengan koin 100 (Monohibrid)

1.      Sifat beda pda koin

Ket :    Angka (tdak bertanduk)

            Gambar (bertanduk)

Hasil Percobaan :

·         Merah bertanduk        = 14

·         Merah tdk bertanduk = 11

·         Hitam bertanduk         = 12

·         Hitam tdk bertanduk   = 13

 

Tdak Bertanduk

Bertanduk

Pengamatan (O)

23

27

Harapan (E)

38

12

(O-E)

-15

15

(O-E)2

225

225


5,921

18,75


X2                            = 5,921 + 18,75

X2  hitung         = 24,67

-          Derajat bebas pada kasus ini adalah (n-1) = (2-1) = 1

-          Nilai pada tabel tingkat kepercayaan 95% = 3,84

-          Nilai pada tabel dengan tingkat kepercayaan 99% = 6,64

Maka  Xhitung > Xtabel (24,67 . 6,64),  Jadi dapat disimpulkan bahwa hasilnya menyimpang 23 : 27 dari rasio fenotip harapan 3 : 1 .


1.2    Percobaan dengan koin 100, 200 (Dihibrid)

Hasil Percobaan :

-          14 Sapi Merah bertanduk                         -     12 Sapi Hitam bertanduk

-          11 Sapi Merah  tdk bertanduk                  -     13 Sapi Hitam tdk bertanduk

 

 

 

Merah bertanduk

Merah tdk bertanduk

Hitam bertanduk

Hitam tdk bertanduk

Pengamatan (O)

14

11

12

13

Harapan ( E)

28

9

9

4

(O-E)

-14

2

3

9

(O-E)2

196

4

9

81


7

0,44

1

20,25






X2                          = 7 + 0,44 + 1+ 20,25

X2 hitung         = 28,69

-          Derajat bebas (4-1) = 3

-          Nilai pada tabel tingkat kepercayaan 5% = 3,84

-          Nilai pada tabel tingkat kepercayaan 1% = 6,64

Maka X2  hitung > X2  tabel (28,69  > 11, 35 ) Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil persilangan yang menghasilkan rasio fenotip 14 : 11 : 12 : 13 menyimpang dari rasio yang diharapkan      9 : 3 : 3 : 1 .


1.1   Percobaan dengan koin 100,200,500 (Trihibrid)


Hasil Percobaan

-          Bertanduk Hitam polos                       : 6

-          Bertanduk Hitam Putih                       : 3

-          Bertanduk Merah Polos                      : 3

-          Bertanduk Merah Putih                       : 6

-          Tdk Bertanduk Hitam Polos               : 3

-          Tdk Bertanduk Hitam Putih    : 2

-          Tdk Bertanduk Merah Polos   : 3

-          Tdk Bertanduk Merah Putih   : 6

 

 

TB,H,MPT

B,H,MPT

 

TB,H,MPO

TB,M,MPT

B,H,MPO

B,M,MPT

TB,M,MPT

B,M,MPO

 

O

 

2

 

5

 

5

 

10

 

10

 

10

 

3

 

5

 

E

 

21

 

7

 

7

 

7

 

2

 

2

 

2

 

1

 

(O-E)

 

-19

 

-2

 

-2

 

3

 

8

 

8

 

1

 

4

(O-E)2

 

361

 

4

 

4

 

9

 

64

 

64

 

1

 

16

 

17,19

 

0,57

 

0,57

 

1,28

 

32

 

32

 

0,5

 

16

X2 hitung        = 100,11

-          Derajat bebas (8-1) = 7

-          Nilai pada tabel  tingkat kepercayaan 95 % = 14,07

-          Nilai pada tabel  tingkat kepercayaan 99%  = 18, 48

Maka X2  hitung > X2  tabel (100,11  > 14, 07 ), Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil persilangan yang menghasilkan rasio fenotip 2 : 5 : 5 : 10 : 10 : 10 : 3 : 5 menyimpang dari rasio harapan 21 : 7 : 7 : 7 : 2 : 2 : 2 : 1.

 

1.1   Percobaan dengan koin 100,200,500,1000 (Polyhibrid)

 

Hasil Percobaan

 


X2 hitung        = 113,203 

-          Derajat bebas (16-1) = 17

-          Nilai pada tabel  tingkat kepercayaan 95 % = 24,996

-          Nilai pada tabel  tingkat kepercayaan 99%  = 30,578

-          Maka Xhitung > Xtabel (113,203  > 30,578 ), Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil persilangan yang menghasilkan rasio fenotip 4 : 2 : 5 : 3 : 3 : 4 : 3 : 2 : 3 : 5 : 2 : 1 : 5 : 1 : 4 : 2 menyimpang dari rasio harapan 81 : 27 : 27 : 27 : 27 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 3 : 3 : 1.

Pembahasan

Tujuan dari X2 adalah untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. Ukuran seberapa besar deviasi tersebut dituliskan dalam formula atau rumus berikut:

X2 =

Oi = jumlah individu yang diamati pada fenotipe ke-i

Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis pada fenotipe ke-i

∑ = total dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei)2/Ei untuk keseluruhan fenotipe.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan,  diketahui bahwa pada pelemparan 100 (monohibrid) dari persilangan 50 ekor sapi menghasilkan 27  sapi bertanduk dan 23 sapi tdak bertanduk, lalu saat dilakukan uji chi square di dapati bahwa hasilnya menyimpang dari rasio harapan 23 : 27  dengan 3 : 1. Kemudian pda percobaan kedua dilakukan kembali pelemparan koin 100,200 (Monohibrid) dan menghasilkan anakan 14 sapi merah bertanduk, 11 sapi merah tdk bertanduk, 12 sapi hitam bertanduk dan 13 sapi hitam tdk bertanduk yang mana saat dilakukan pengujian dengan uji chi square dapat disimpulkan bahwa hasil persilangan menyimpang dengan rasio harapaan 14 : 11 : 12 : 13 dengan 9 :3 : 3: 1. Dilakukan kembali pelemparan koin 100,200,500 (Trihibrid) didapati anakan Bertanduk Hitam polos  6, Bertanduk Hitam Putih 3, Bertanduk Merah Polos 3, Bertanduk Merah Putih 6, Tdk Bertanduk Hitam Polos 3, Tdk Bertanduk Hitam Putih 2, Tdk Bertanduk Merah Polos3, Tdk Bertanduk Merah Putih 6 dan dilakukan pengujian menggunakan uji chi square dan diketahui bahwa hasil persilangan menyimpang dari rasio harapan, begitu juga dengan polihrib didapati bahwa hasil persilangan menyimpang dengan rasio harapan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK BIOKIMIA