LAPORAN PRAKTIKUM PERSILANGAN 1 SIFAT
PENDAHULUAN
Latar belakang
Praktikum Genetika
merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa yang berada
di semester V, dengan beban sks sebanyak 1. Jadi adapun bentuk aplikatif yang
saya lakukan untuk menjalankan perkuliahan di mata kuliah ini adalah mengikuti
praktikum dengan judul bab “Monohibrid dan Dihibrid” guna memenuhi sks yang
telah diambil untuk mata kuliah praktikum genetika.
Lingkungan
telah memberikan variasi morfologi dari tumbuhan berupa adanya perbedaan warna,
hal ini selain dipengaruhi oleh lingkungan juga dipengaruhi oleh genetik. Pada
tingkat genetik, sifat-sifat tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh sebuah lokus
gen tetapi oleh banyak lokus gen. Diversitas genetic dapat terjadi karena
adanya variasi genetic, baik internal maupun antarspecies pada suatu populasi.
Adanya polimorfisme pada suatu species akan sangat bermanfaat dalam bidang
genetika maupun kepentingan seleksi. Variasi ini dapat digunakan untuk
identifikasi dan mencari asal usul suatu jenis hewan, mengetahui hubungan
kekerabatan antar species sampai pada penyusunan peta gen. Informasi genetic
dapat dijadikan dasar perkawinan silang (Neo. 2003).
Secara
teknis persilangan dilakukan dengan maksud untuk penggabungan beberapad sifat
yang semula terdapat pada dua bangsa yang berbeda kedalam satu bangsa silangan,
pembentukan bangsa baru, garding up, pemanfaatan terosis. Salah satu keuntungan
dari persilangan adalah hybrid vigour
atau heterosis yakni untuk mendapatkan keturunan yang lebih baik (Mega. 2008).
Adanya
hukum peluang telah diterapkan oleh bapak ilmu genetika, Gregor Mendel. Dimana
dikemukakan bahwa hasil persilangan dari generasi antar F1 pada kacang buncis
untuk tujuh karakter tanaman yakni bentuk biji, warna albumen, warna kulit
biji, bentuk polong, warna polong, posisi letak bunga dan panjang batang,
dengan rasio 3 : 1. Ketepatan hukum mendel juga diterapkan untuk mengetahui
besarnya peluang memperoleh benih jagung resesif dari hasil persilangan antara
jagung biasa x jagung QPM.
Pada
persilangan monohibrid, prinsip segregasi secara bebas dapat dibuktikan dengan
mengawinkan suatu jenis organism dengan mengamati satu tanda beda pada organism
tersebut. Persilangan antara generasi F1 akan menghasilkan generasi F2 yang
terdiri dari dua macam fenotip dengan rasio 3:1 atau tiga macam genotip dengan
rasio 1:2:1. Pada persilangan dihibrid, gen-gen yang terletak pada kromosom
yang berbeda akan berpasangan secara bebas ketika gametogenesis, sehingga akan
menghasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9:3:3:1
Dengan
adanya variasi morfologi pada setiap species, maka sebagai bentuk pembuktian
secara ilmiah maka kami melakukan pengamatan tentang pekawinan monohibrid dan
dihibrid, yang mana pada pengamatan ini juga akan membuktikan kebenaran hukum
mendel secara praktikum.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah untuk Membuktikan Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan bacaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya
untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya.
Pada organisme yang berbiak secara seksual,individu baru adalah hasil kombinasi
informasi genetis yang disumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari
kedua parentalnya.
Mendel adalah seorang yang genius dan telah berhasil dalam
percobaan-percobaannya pada bidang hibridasi. Mendel telah berhasil menyusun
beberapa postulatnya, sebagai berikut:
a. Sifat
materai herediter berupa benda atau partikel dan bukan berupa cairan atau
homurai.
b. Sifat
tersebut berpasangan.
c. Sifat yang
tertutup dapat muncul kembali, artinya sifat yang resesif akan terlihat
ekspresinya dalam keadaan yang tertentu.
.I. Persilangan monohybrid
Dalam hukum mendel I yang dikenal dengan The
Law of Segretation of Allelic Genes atau Hukum Pemisahan Gen yang
Sealel dinyatakan bahwa dalam pembentukan gamet, pasangan alel akan memisah
secara bebas. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembetukan gamet individu
yang memiliki genotif heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu
alel tersebut. Dalam ini disebut juga hukum segregasi yang berdasarkan
percobaan persilangan dua individu yang mempunyai satu karakter yang berbeda.
Berdasarkan hal ini, persilangan dengan satu sifat beda akan menghasilkan
perbandingan fenotif 12, yaitu ekspresi gen dominan : resesif = 3 : 1. Namun
kadang-kadang individu hasil perkawinan tidak didominasi oleh salah satu
induknya. Dengan kata lain, sifat dominasi tidak muncul secara penuh. Peristiwa
ini menunjukkan adanya sifat intermedier.
Dalam membicarakan satu sifat tertentu, kita hanya
menggambarkan pasangan kromosom dengan yang bersangkutan saja, tetapi bukan
berarti bahwa kromosom-kromosom dan gen-gen yang lain tidak ada dalam sel itu.
Ada sifat yang disebut dominan, yaitu apabila kehadiran gen yang mengawasi
sifat ini menutupi ekspresi gen yang lainnya yaitu resesif, sehingga sifat yang
terakhir ini tidak tampak.
Dalam percobaannya Mendel menggunakan tanaman ercis
untuk melihat adanya perbedaan dalam ukuran pohon, misalnya adanya variasi
tinggi yang 0,45 meter sampai 1 meter. Sifat-sifat tersebut memperlihatkan
perbedaan yang kontras sehingga memudahkan untuk mengamati.Pada waktu mendel
mengadakan persilangan antara kedua varietas tersebut dimana yang satu tinggi dan
yang lain pendek, maka Mendel mendapat hasil berikut:
Persilangan antara jantan dan betina pada ercis bersegresi sehingga ratio
fenotifnya adalah tinggi, sedangkan keturunan F2 akan memisah dengan
perbandingan fenotif yaitu tinggi : pendek = 3 : 1. Sedangakn ratio genotifnya
adalah TT : Tt : t = 1 : 2 : 1., yaitu satu tumbuhan ercis homozigot, dan dua
tumbuhan ercis heterozigot dan satu tumbuhan ercis pendek.
II. Persilangan dihibrid
Dalam hukum mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen
of genes atau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan bahwa selama
pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok
dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid
atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu atau
lebih karakter yang berbeda. Monohibrid adalah hibrid dengan 1 sifat beda, dan
Dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat beda. Fenotif adalah penampakan atau
perbedaan sifat dari suatu individu tergantung dari susunan genetiknya yang
dinyatakan dengan kata-kata (misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa,
dsb). Genotif adalah susunan atau konstitusi genetik dari suatu individu yang
ada hubungannya dengan fenotif; biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda pertama
dari fenotif. Oleh karena individu itu bersifat diploid, maka genotif
dinyatakan dengan huruf dobel, misalnya AA, Aa, aa, AABB,dsb. Semua keterangan
di atas hanya membicarakan persilangan satu sifat. Sekarang akan dipelajari dua
individu dengan dua sifat beda dimana hasil persilangan ini dinamakan dihibrid.
Sebelum melakukan percobaan, harus diketahui cara pewarisan sifat. Dua pasang yang diawasi oleh pasangan gen yang terletak pada kromosom yang berlainan. Sebagai contoh Mendel melakukan percobaan dengan menanam kacang ercis yang memiliki dua sifat beda. Mula-mula tanaman galur murni yang memiliki biji bulat berwarna kuning disilangkan dengan tanaman galur murni yang memiliki biji keriput berwarna hijau, maka F1 seluruhnya berupa tanaman yang berbiji bulat berwarna kuning. Biji-biji dari tanaman F1 ini kemudian ditanam lagi dan tanaman yang tumbuh dibiarkan mengadakan penyerbukan sesamanya untuk memperoleh keturunan F2 dengan 16 kombinasi yang memperlihatkan perbandingan 9/16 tanaman berbiji bulat warna kuning : 3/16 berbiji bulat warna hijau : 3/16 berbiji keriput berwarna kuning : 1/16 berbiji keriput berwarna hijau perbandingannya adalah ( 9 : 3 : 3 : 1 ), (Wildan, 1986).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun
Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 18 Maret 2019, pukul 11.00 WIB sampai selesai,
bertempat di Program Studi
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Bahan dan Alat
Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah 100 buah kancing bewarna merah dan 100
buah kancing bewarna hijau.
Alat
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini antara lain Alat tulis dan Alat
hitung.
Metode
Persilangan
monohibrid
-
Disiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan.
-
Disiapkan 100 buah
kancing merah dan 100 buah kancing hijau
-
Ditentukan dan
dipisahkan yang mana sebagai kancing jantan dan betika
-
Dicampurkan kedua
macam gamet tadi (merah dan hijau) jantan maupun betina
- Diambi kancing
tersebut tanpa melihat dengan mata (secara acak) Kemudian memasangkannya satu
persatu.
-
Dicatat hasil
persilangan ke dalam tabel.
- Kemudian, tentukan perbandingan fenotif dan genotifnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Persilangan monohibrid
P:
Merah
x Hijau
(MM) (hh)
G: M, M x h, h
F: MM,
Mh, Mh, hh
Fenotif (genotif) |
MERAH (M) |
HIJAU (h) |
MERAH (M) |
MM |
Mh |
HIJAU (h) |
Mh |
hh |
Data kelompok:
No. |
Fenotif |
Genotif |
Tabulasi |
Jumlah |
1 |
Merah |
MM |
IIIII IIIII IIIII IIIII |
20 |
2 |
Merah hijau |
Mh |
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII II |
62 |
3 |
Hijau |
hh |
IIIII IIIII IIIII III |
18 |
Rasio
fenotif data kelompok:
Merah : Putih =
(20 + 62) : 18 =
82 : 18 = 4,5 :
1
Rasio
genotif data kelompok:
MM : Mh : hh = 1,1 : 3 : 1
Pembahasan
Pada Praktikum kali ini, Kami melakukan persilangan dengan cara meletakkan kancing kancing gamet jantan di satu wadah dan kancing gamet betina di wadah lainnya. Sebelum diambil, kancing-kancing dihomogenkan terlebih dahulu agar warna merah dan hijau menyebar. Lalu satu kancing dari masing masing wadah diambil secara acak dan dipertemukan. Pengambilan secara acak dan mempertemukannya merupakan prinsip dari segregasi (Hukum Mendel 1) yang menyatakan bahwa dua alel untuk suatu sifat terwariskan bersegregasi (memisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya berada dalam gamet gamet yang berbeda.
No. |
Fenotif |
Genotif |
Tabulasi |
Jumlah |
1 |
Merah |
MM |
IIIII IIIII IIIII IIIII |
20 |
2 |
Merah hijau |
Mh |
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII II |
62 |
3 |
Hijau |
hh |
IIIII IIIII IIIII III |
18 |
Komentar
Posting Komentar